Peta Jalan Riset Hukum Ekonomi Syariah IAI AL-AZIS 2025: Transformasi dari Tradisi ke Inovasi Digital dan Penguatan Sektor Riil

Oleh: Agus Rojak Samsudin, S.Ag., M.H. (Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah IAI AL-AZIS)

Pendahuluan

Hingga Desember 2025, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS) telah mencatatkan pencapaian monumental dalam bidang riset mahasiswa. Sebanyak 381 naskah skripsi telah dihasilkan oleh mahasiswa dari Angkatan ke-1 hingga Angkatan ke-9. Angka ini bukan sekadar statistik kelulusan, melainkan bukti otentik dari dinamika intelektual yang hidup di kampus kita.

Kumpulan karya tulis ini merekam bagaimana mahasiswa kita merespons tantangan zaman: mulai dari menjaga kemurnian akad di lembaga keuangan mikro tradisional, mengawal etika bisnis di sektor pertanian, hingga menjawab tantangan ekonomi digital yang disruptif. Analisis mendalam terhadap tren penelitian ini menjadi krusial, tidak hanya sebagai refleksi akademis, tetapi juga sebagai bukti pemenuhan standar mutu dalam instrumen akreditasi nasional.


1. Dominasi dan Evolusi Akad Fiqh: Indikator Pemahaman Fundamental

Berdasarkan data sebaran topik skripsi, terlihat jelas bagaimana mahasiswa HES IAI AL-AZIS membedah instrumen fiqh muamalah

 Gambar 1: Distribusi Topik Skripsi Mahasiswa HES IAI AL-AZIS berdasarkan Akad Fiqh Dominan (Data per Desember 2025).

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, Akad Murabahah mendominasi penelitian dengan porsi 33,6%. Hal ini wajar mengingat Murabahah adalah "tulang punggung" pembiayaan di perbankan syariah dan BMT. Namun, yang patut diapresiasi adalah munculnya 13,6% penelitian tentang Akad Campuran (Hybrid Contracts/Multi-Akad).

Angka 13,6% ini menunjukkan peningkatan daya nalar kritis mahasiswa (Higher Order Thinking Skills). Mahasiswa tidak lagi hanya meneliti satu akad secara linier, tetapi mampu menganalisis skema kompleks yang menggabungkan dua akad atau lebih dalam satu produk keuangan. Ini adalah indikator keberhasilan kurikulum HES dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi kompleksitas industri keuangan modern.


2. Transformasi Isu: Menjawab Tantangan Ekonomi Digital

Salah satu temuan paling menarik dari analisis data 381 skripsi ini adalah pergeseran minat penelitian mahasiswa yang semakin adaptif terhadap teknologi.

Gambar 2: Komposisi Isu Penelitian: Keseimbangan antara Lembaga Keuangan Formal, Kearifan Lokal, dan Ekonomi Digital.

Data pada Gambar 2 memperlihatkan bahwa meskipun Isu Institusional (BMT & Bank) masih menjadi mayoritas (43,3%), namun Isu Kontemporer & Digital telah mengambil porsi signifikan sebesar 27,8%.

Sebagai bukti nyata dari tren ini, kita dapat merujuk pada salah satu karya terbaru mahasiswa kita, Nabila Sakinah (NIM 1210202011) dengan skripsinya yang berjudul "Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Konstruksi Akad Samsarah dan Strategi Pemasaran Pada Agensi Propertindo Friday".

Penelitian saudari Nabila adalah representasi sempurna dari kategori "Digital & Kontemporer". Ia tidak meneliti bank, melainkan meneliti Agensi Properti yang menggunakan strategi Digital Marketing (TikTok Live Streaming). Dengan cerdas, Nabila membedah praktik live streaming dan algoritma media sosial menggunakan pisau analisis Fatwa DSN-MUI No. 151/2022 tentang Akad Samsarah.

Penelitian semacam ini membuktikan bahwa mahasiswa HES IAI AL-AZIS mampu mengkontekstualisasikan turats (kitab kuning dan fatwa) untuk menjawab fenomena modern seperti TikTok Affiliate atau Digital Brokerage. Ini adalah bukti relevansi keilmuan prodi dengan kebutuhan pasar kerja.

Gambar 3: Peta Sebaran Sektor Riset: Dominasi Lembaga Keuangan Mikro dan Kuatnya Basis Sektor Riil Pertanian.


3. Keunikan Prodi: Penguatan Sektor Riil dan Pertanian

Berbeda dengan prodi HES di kampus perkotaan yang mungkin 80% risetnya berfokus pada perbankan, IAI AL-AZIS memiliki ciri khas (distingsi) yang kuat pada sektor riil.

Gambar 3 menunjukkan bahwa 21,5% riset mahasiswa berfokus pada Sektor Pertanian, Peternakan, dan Agraria, serta 19,7% pada Perdagangan Umum & Jasa Non-Keuangan. Jika digabungkan, lebih dari 40% riset mahasiswa kita berada di Sektor Riil.

Ini adalah kekuatan strategis. Mahasiswa kita meneliti akad muzara'ah di sawah, salam pada jual beli panen, hingga ijarah pada sewa alat berat pertanian. Hal ini sejalan dengan visi IAI AL-AZIS yang menjunjung tinggi kemandirian pangan dan ekonomi kerakyatan. Mahasiswa HES kita tidak hanya fasih bicara soal saham, tapi juga fasih bicara soal akad bagi hasil petani. Ini adalah implementasi nyata dari integrasi ilmu agama dengan realitas sosial masyarakat (Social Relevance).


4. Korelasi dengan Instrumen Akreditasi BAN-PT

Analisis data di atas memiliki implikasi langsung terhadap pemenuhan Kriteria Akreditasi BAN-PT dan LAMEMBA, khususnya pada aspek:

  1. Kriteria 6 (Pendidikan - Kurikulum): Tingginya variasi topik riset (dari pertanian hingga digital) membuktikan bahwa Kurikulum OBE (Outcome Based Education) yang kita susun berhasil memberikan fleksibilitas dan kedalaman materi bagi mahasiswa.

  2. Kriteria 8 (Pengabdian kepada Masyarakat): Banyaknya riset di sektor BMT (31,0%) dan Praktik Tradisional (28,9%) menunjukkan bahwa riset mahasiswa berbasis masalah nyata di masyarakat (problem-based research). Skripsi mahasiswa seringkali menjadi solusi bagi BMT atau UMKM setempat dalam memperbaiki akad mereka.

  3. Kriteria 9 (Luaran Tri Dharma): Peta jalan penelitian (Research Roadmap) mahasiswa terbukti konsisten dengan roadmap dosen dan visi institusi. Adanya pergeseran ke arah digital marketing (seperti skripsi Nabila Sakinah) juga menjadi bukti daya saing lulusan di era 4.0.


Penutup

Pencapaian 381 skripsi ini adalah sebuah tonggak sejarah. Transformasi riset dari sekadar analisis normatif perbankan menuju analisis dinamis pasar digital dan sektor riil pertanian menunjukkan kematangan akademis Program Studi Hukum Ekonomi Syariah IAI AL-AZIS.

Ke depan, kita akan terus mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi "ruang kosong" dalam riset ekonomi syariah, seperti Green Economy (Ekonomi Hijau) dan Fintech Syariah, tanpa meninggalkan akar kearifan lokal kita di sektor pertanian. Kepada para mahasiswa, teruslah meneliti dengan berani, kritis, dan solutif. Kalian bukan hanya sedang menyusun syarat kelulusan, kalian sedang menyusun bata demi bata peradaban ekonomi Islam masa depan.(Tim Riset dan Data Prodi HES IAI Al-Aziz)

0 Komentar